Bakul Buku

Bakul buku kalo ketemu dgn sesama bakul buku yg idealis rasanya seperti dapat suntikan semangat baru.

Di indonesia, banyak konsumen yg kadung “terdidik” dgn:

Harga buku = jumlah halaman

Tanpa pandang isi.

Padahal pelaku industri buku megap2 utk tambal sulam demi memproduksi buku2 baru yg diusahakan semaksimal mungkin terjaga kualitasnya.

Penjagaan kualitas itu bukan hanya dari faktor fisik (cetakan, ilustrasi, atau layout), tapi juga mencakup faktor tak kasat mata (isi, referensi, tema, dll)

Kira2, apakah ada buku yg bisa dihargai seperti orng menghargai tas atau pakaian? Atau perawatan kecantikan?

Guru bahasa Indonesia saya pas SMA pernah bilang begini ketika ngajar, “Waktu saya kuliah dulu, saya lebih pilih beli buku dibanding beli makan.” (itu semacam ungkapan hiperbolis, utk menunjukkan bhw beliau rela makan sederhana asalkan bisa menyisihkan uang utk beli buku)

***
athirahm
status WA 14/10/2023, posting di blog 22/12/2023